Kursi Tua dan
Pohon Akasia
Tetesan
hujan malam ini membawa serta kenangan-kenangan di masa lalu, hujan
mengingatkanku tentang hadirmu waktu itu, ingatkah kamu ketika kita berbagi
kisah bersama, ingatkah kamu ketika kita bercanda gurau bersama, dan ingatkah kamu
akulah yang selalu berusaha jadi yang terbaik untukmu, saat ini kurasa hadirmu
melengkapi hidup yang sepi ini, senyum manismu memberikan warna baru dalam
hidupku , Deni Ardianta 8-03-2009
Kubuka kembali
lembaran demi lembaran masa lalu yang banyak mengajariku tentang apa itu kasih
sayang, umurku kini sudah 19 tahun, amat singkat kurasa kisah dibangku sma,
rasa nya baru minggu lalu kutulis curhatan itu dibuku ini ( sambil memegang
buku warna biru ), Seorang wanita yang dulu selalu berada disisiku kemana
dirimu sekarang ?
( Tringgggg….Tringggg…Tringggg, Bel pulang
berbunyi )
Dosen : Baiklah, mari kita bersiap untuk pulang
( Orang-orang berhamburan keluar kelas bagai
burung yang lepas dari sangkar emas semua tampak bersemangat,)
Ade : Den ( menepuk pundakkuu )
Deni : Oitttt, apa de ? (seraya menengok
kebelakang)
Ade :
Nanti malam kerumah ya, kita bakar ayam ( menggerakan alis keatas-kebawah )
Deni :
Wiiidiiiihh sip sip, nanti aku kerumahmu..
Ade : ( lari )Oke aku tunggu jangan lupa !!
Deni : ( sambil melambaikan tangan ) kalok
makan-makan mah enggak bakal lupa !!!
( Di setiap
langkahku menuju rumah, selalu terbayang raut wajahmu aku ingin kita, kamu, dan
aku selalu bersama, aku selalu menunggumu disini )
9-01-2009 Hari itu
adalah hari pertamaku memakai baju putih abu-abu….
Deni :
Aduhhh bisa telat nih ( Gerbang sekolah didepan mata, akupun berlari berlomba
dengan waktu )
Ikhasan : Woyyy Den
tunggu !!! ( teriak sambil melambaikan tangan muka nya penuh keputus asaaan
hahahah)
Deni :
(menengok kebelakang ) Ogiaaaahhhh!!!,
( Bel tanda masuk
berbunyi, semua murid masuk ke kelas masing-masing, saat itu mataku tertuju pada
seorang siswi yang memperkenalkan dirinya didepan kelas )
Dini : “Pagi teman-teman “ Perkenalkan namaku
Dini Purnama Sari
( Dari situ
kumengenal wanita yang saat ini selalu terngiang-ngiang dikepala )
Hari demi hari
berjalan seperti biasa, akupun semakin dekat dengan Dini teman baruku itu, kami
berdua semakin dekat, dekat, dan dekat, ada rasa yang berbeda saat aku duduk berdua
dengan nya, ntah apakah dia merasakan apa yang aku rasakan pertanyaan itupun
selalu muncul dibenakku. Masih teringat jelas siang itu ketika kami jalan
berdua angin seolah membisikan 1000 kata cinta, hatiku berdebar sangat kencang,
rambut yang tertiup angin menegaskan kalau dialah wanita yang paling manis,
hari-hari yang kulewati begitu indah hingga tak terasa sebentar lagi kenaikan
kelas, di sepanjang hari-hari kami berdua, aku dan dini selalu berbagi kisah,
curhatan-curhatan, pokok nya tiada hari tanpa kisah menarik dan candaan-candaan
dari nya,,,,
******
23-10-2009
Sudah 7 hari tak
kudengar kabar dari dini kelaspun terasa sepi tanpa hadirnya, warna indah yang
biasa nya menghiasi hari-hariku perlahan mulai luntur, kucoba korek informasi
dari kawan-kawan tapi hanya kata tidak tahu yang kudengar, Hari-hariku mulai
sepi, gelap menyelimuti hati, kursi tua ini mengembalikan ingatanku ketika kami
pertamakali duduk bersama, kicau burung seolah menceritakan kisah kami berdua,
sebenarnya aku ingin berlama-lama duduk dibangku ini, tapi waktu seolah memiliki
niat buruk kepadaku matahari mulai tenggelam di ufuk barat tak kurasa hari
sudah larut..
***
Malam ini hujan
deras angina bertiup kencang horden kamarku berayun tak beraturan, disudut
kamar tertempel secarik kertas berisikan puisi yang dibuatkan dini untukku,
masi teringat jelas senyum manis nya waktu memberikan kertas ini padaku, kuberjalan
kearah puisi itu, kuambil lalu kulipat dan kumasukan kedalam botol aku ingin
kenangan ini abadi, Dini Purnama Sari aku akan selalu menununggu hadirmu
dibawah pohon akasia dikursi tua, dulu kau pernah berkata padaku kursi ini dan
pohon akasia akan menjadi prasasti kisah kita berdua jika aku teringat hadirmu
duduklah disini dan tatap lah langit yang begitu indah, hujan malam ini tak
akan pernah bisa luturkan kenangan kita
***
Pagi ini cuaca
cerah burungpun bersiul amat merdu tapi ntah kenapa hatiku tetap bersedih, pak
samsul guru Bahasa Indonesia mepershilakanku untuk maju membacakan puisi, kursi
pojok kanan depan yang biasa dini duduki kembali mengingatkanku tentang hadir
nya, sedikit menghelai nafas akupun berjalan kedepan, dalam batinku berkata
“puisi ini kubuat untukmu ntah dimana kau sekarang aku mohon dengarkan dan
rasakanlah betapa aku merindumu”
Akasia dan Kuris
Tua
Dalam kenang
kumenanti
Sosok gadis yang
baik hati
Kursi tua dibawah
pohon akasia
Menjadi Prasasti
kisah kita
Kini hanya kursi
tua dan akasia yang menjadi teman penghibur lara
Masi kusimpan
secarik kertas darimu, sebagai memori dimasalalu
Disini, dikursi
ini
Kuterdiam menunggu
hadirmu
Hey, kau gadis
anggun berwajah manis
Dimana hadirmu
sekarang ?
***
Aku semakin
khawatir sudah lebih dari 15 hari tak ada kabar dari dini, sebenar nya apa yang
sedang terjadi…,
Istirahat pertama
tiba, terlihat dari kejauhan teman baik dini datang menghampiriku yang sedang
duduk dikursi tua, vina nama nya, vina menceritakan kalau dini pindah keluar
kota karna pekerjaan ayah nya, mendengar berita itu aku terkejut kurasa hari-hariku
akan kembali sepi, sesosok wanita yang selalu menghadirkan pelangi
dihari-hariku kini pergi jauh dari hidupku,ku sempatkan waktu setiap sepulang
sekolah untuk duduk dikursi tua ini, mungkin
hanya disini aku bisa mengenang berjuta kenangan indah bersamamu, aku selalu
ingin menjadi sosok pohon akasia yang melindungi kursi dari hujan dan panas,
jikalau aku bertemu denganmu akan kuungkapkan seluruh perasaanku padamu..
***
Hari-hari berlalu
begitu cepat…
(Deni duduk di kursi tua dibawah
pohon akasia )
Sudah lama sekali
tapi kurasa kenangan ini akan abadi, dini taukah kaamu ditempat ini aku selalu
menunggumu hingga tak terasaa setiap hari-hari yang kulewati. Mungkin aku tidak
seperti dulu yang bisa duduk setiap hari dikursi ini, pengemumuman kelulusan
minggu lalu harus memisahkan kenangan kita, tapi aku berjanji duabulan sekali
aku akan kesini menunggumu,
****
2 bulan setelah deni diterima
diperguruan tinggi negri
Hey dini aku
diterima diperguruan tinggi negri, walauppun hasil tesku tidak terlalu
memuaskan tapi aku bersyukur bisa masuk perguruan tinggi yang aku impikan kalau
kamu gimana ?, Sekeras apapun aku berbicara, pohon ini akan tetap diammm,
****
Setiap 2bulan
sekali aku selalu duduk di kursi tua itu, dan sekarang sudah 4kali aku duduk
disana dan masi belum kutemui sosok dini, sekarang aku sedang berada diluar
kota mungkin besok aku akan datang ketempat itu lagi yah walau perjalanan dari
sini membutuhkan waktu 1hari lebih naik motor, hitung-hitung sekalian pulang
kampung, hari sudah malam aku teringat
janji untuk datang kerumah ade, baiklah aku berangkat…
****
( Malam hari dirumah ade, )
Dibawah pohon sawo
manila, detemani hangat nya kobaran api yang membakar dingin aku kembali
teringat teman lamaku dini, masi tak bisa kulupakan kenangan bersama nya walau
hanya singkat tapi dia telah melukiskan sejuta gambaran kebahagiaan dalam
hidupku, sedikit menyinggung ade berkata “ Den kelamaan ngelamun kesambet kamu
nanti, sini ayam nya udh matang “, ketika kuberanjak dari tempat duduk hand
phoneku berbunyi “ ini nomor siapa dalam hatiku menebak-nebak ?
Deni : ’’
Hallo ini siapa ?” suara yang halus terdengar,,
------ : ini Deni
?
Deni : (
dalam batinku, seperti suara dini ) “iya ini Deni”, tanganku mulai gemetar
----- :
Aku vina masi inget kan ?
Deni : ( Tanya dalam batinku terjawab, bdanku
kembali normal ) Vinaaa, masih lah gimana kabarmu vin ?
Vina : baik Den, kamu gimana ?
Deni : Baik, dan allhamdulilah sehat
Vina : Sebelum nya aku mau minta maaf Den (
lirih )
Deni : Maksud nya ? (bingung)
Vina :
ini tentang dini,
Deni :
Kamu tau dini dimana ?
Vina : Sebenar nya aku udah tau lama dimana
alamat rumah dini, tapi waktu itu dini bilang sama aku untuk rahasiain alamat
ruamah dan semua tentang dia ke kamu Den ?
Deni : Kok gitu ?
Vina : dia
enggak mau kamu khawatir sama keadaan nya,,,
Deni : ini sebener nya kenapa sih ? ( aku mulai bingung
)
Vina : hufffttt,
sebenerr nyaaa den dini punya penyakit kanker Den,
Deni : Kanker ? (terkejut )
Vina : Iyaaa, dulu waktu kelas 1 sma dia bukan
pindah sekolah, tapi dia pergi keluar negri sama oarang tua nya untuk berobat Den,
dia enggak mau kamu sedih karna liat keadaan nya dia saat itu maka nya dia
rahasain semua nya ke kamu,
Deni : Tapi dini enggak apa-apa kan ?
Vina : Kata orang tua nya dini udah agak baikan
kok den,,
Deni : Terus sekarnag dini dimana ? ( aku mulai khawatir
)
Vina : Kemarin dia pesen sama aku, kata nya
minggu sore dia nunggu kamu ditempat kenangan kalian berdua waktu SMA
Deni : minggu sore, aku bakal kesana, kamu ada
nomer nya dini ?
Vina : Enggak ada den aku lupa minta kemarin,
udah dulu ya den aku banyak tugas, jagan lupa dateng, dia kangen banget sama
kamu…
Deni : Iya vin makasih buat kabar nya ya
Vina : Iya den sama-sama
Malam ini sesal dan bahagia
bercampur menjadi satu, disatu sisi aku bahagia dini kembali sedangkan dilain
sisi aku menyesal teryata sekian lama aku bersama dini baru malam ini aku
mengetahui kalau teryata dini terkena kanker, ohhh tuhan terimakasih telah
mempertemukan kami kemabali, aku tak sabar menunggu esok,
***
Aku mulai cemas
sudah sekitar 20menit aku duduk dibangku ini tapi tak kunjung kulihat sosok
dari dini apakah dia tak akan datang,………
tiba-tiba seorang
perempuan berambut panjang dan tidak teralu tinggi duduk disebelahku dan mulai
bertanya nunggu siapa mas ? “ nunggu temen nih mbak “ kumenatap kearah wajah
nya seolah aku melihat dini
“ Owalah nunggu
temen “ jawab nya, tersenyum kearahku
“ terus mbak disini nunggu siapa ? “
“ nunggu temen
juga nih mas “
“ Deni bukan nama
temen nya ? “ lanjutku menatap mata nya
Tanpa menjawab
pertanyaanku, dia berdiri kemudian mulai berjalan menjauh, “sial aku kira dia
dini padahal mirip”, setelah dia berjalan cukup jauh kutemukan secarik kertas
ditempat perempuan tadi duduk kerteas itu bertuliskan “Tunggu aku disini 5
menit yaaa den”, aku terkejut ‘’ Astagaaa teryata dia dini “, setelah 5 menit berlalu kulihat dari kejauhan
dini mulai menghampiriku “ Deniiii “ teriak dini melambaikan tangan, akupun
beranjak dari tempat duduk dan berteriak bahagia “ iyaaaa dini” tapi
tiba-tiba….
Dini terjatuh
sewaktu berjalan menghampiriku, aku berlari kearah dini dan menangkap tubuh nya
yang mulai lemas, “dini kamu ?” tak kusadadari air mataku mulai menetes,
Perlahan-laha dini memengan pipiku dia menggemgang tanganku erat erat seraya
berkata…………
“ Den bisa bawa
aku kebangku itu? “, disela-sela tangisku kutemukan sapu tangan yang berlumuran
darah ditangan dini“ iya aku bawa
keasana “ suaraku terdengar seperti orang gagu, akupun mulai mengangkat dini
dan berjalan menuju kursi tua itu satu langkah, dua langkah tangisku deras
mengalir, terlihat wajah dini yang mulai memucat tubuh nya terasa dingin,
kududukan dini di kursi tua dan akupun duduk disebelah nya, dini mulai
menyandarkan kepala nya di bahuku kemudian berkata
“ Inilah yang
selama ini aku inginkan, bisa beruda denganmu, ya hanya bedua, “ terdenga lirih dari mulut dini, bibir nya mulai
bergetar,
“ Aku bawa kamu
kerumah sakit ya din” aku coba berbicara melawan tangisku, udara mulai terasa
sangat dingin, burung gagak melihat dengan tatapan jahat nya
“ Deniii, Udah
percuma gx usah kamu bawa aku kesana, Aku udah kena kanker akut den lihat
rambutku rontok dimana-mana, maaf ya aku tadi enggak sempet jawab pertayaan
kamu tadi hidungku mimisan jadi aku ngejauh dulu deh, tapi sekarang tetep
keluar, aku udah tau kalok tadi itu kamu den, aku Cuma pura-pura aja ” dini
tetap terseyum menahan sakit yang teramat, darah keluar dari hidung nya, batuk nyapun
mnegeluarkan darah
“ Dini kenapa kamu
gx pernah bilang sama aku?” tanyaku sembari mengusap darah dihidung dini,
kutatap dalam-dalam mata nya terlihat semangat untuk hidup yang luar biasa,
dini membalas tatapanku senyum nya tetap indah.
“ Aku gx bisa
bebani ini semua ke orang yang aku sayang, jugaan dokter udah fonis aku Cuma
bertahan 6bulan tapi berkat kamu aku bisa bertahan sampai sekarang den,”Tiba-tiba”
aduhhhhh tangan aku mulai gemeteran lagi, kamu masi simpen kan puisi yang aku
kasih itu den ?” dini berusaha berbicara walau nafas nya terengah-engah, dan
air mata nya menetes
“ iya aku masi
simpan, ini ini aku bawa “ Tanganku gemetar airmataku tak bisa berhenti,
kugegam tangan dini dan kuusap rambut
nya, kepala dini bergerak dia mulai menempelkan telingan nya di dadaku seraya
memeluk tubuhku “
“ kamu bisa bacain
buat aku kan den, “ suara nya mulai terdengar pelan…
Akupun mulai
mebaca puisi itu, suaraku terdengar terbata-bata,
Senja
Aku
takut senja akan meneggelamkanku
Tapi hadirmu memeberikan, setitik
alasan mengapa aku harus melawan nya
Ntah sampai kapan waktuku
Aku ingin memberikan secuil kenangan
untuk orang yang kucinta
Sampai akhir nya, aku harus mengalah
Tuhaann
Hambamu telah siap…
Aku rela pergi, jika tempat terakhirku
didunia ini adalah dipangkuanmu,,
“ kepala dini
jatuh tepat dipangkuanku, kini suara nya benar-benar hilang, nadinya diam,
jantung nya diam, “ Hujanpun mulai
turun, aku hanyut dalam kesedihan tak bertepi, semua terasa kelam, sunyi, sepi.
Burung gagak mulai terbang menjauh, aku terdiam memeluk tubuh dini yang semakin
pucat, tuhan kuatkan kakiku untuk berdiri..
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon